Hilang


"Apa yang membuatmu takut?"
                                                               "Takut kehilangan ibu"

Saat itu, masih kecil, sesekali mimpi Ibu meninggal. "Alhamdulillah" ujarku. Lho kenapa? Karena kata orang, jika memimpikan orang yang meninggal maka orang itu akan berumur panjang. "Semoga" bisikku dalam hati.

25 April 2018.
For the first time, Ibu di rawat di rumah sakit. Sedih... Kenapa? Ibu sakit. Sakit diabetes.

24 April 2018.
Saat itu, di kantor. Ponsel berbunyi.
"Nunu lagi dimana?"
"Kantor Bu. Kenapa?"
"Ibu lagi di Serang"
"Ngapain????"
"Di USG. Perut ibu ga enak. Berasa ada yang ganjel terus"
"USG dimananya? Sama siapa?"
"Di biomed. Sendiri aja"
"Lah kenapa sendiri? Minta temenin oki"
"Jangan. Kasian. Soalnya ujan nanti ribet. Kan Oki naik motor"
"Yaudah.. Hasilnya apa?............."

26 April 2018
Kami (aku dan suami) memutuskan untuk langsung ke rumah sakit sepulang kantor. Kami memutuskan untuk menginap. Nekat sekali. Tidak bawa baju ganti. Tidur seadanya. Dimana saja & sedang hamil 5 bulan. Aku tidur dengan ibu. Iya, satu ranjang. Ibu senang-senang saja. Tidak terlihat seperti orang sakit, malah meminta dibelikan ketoprak malem-malem hehe.
Keesokan harinya pukul 04.00 WIB
"Nunu sama Eri berangkat ya Bu. Kita kerja dulu. Nanti kesini lagi"
"Jangan. Sabtu juga udah pulang kok"

28 April 2018.
Hari Sabtu, Ibu sudah pulang. Alhamdulillah. Senang!!
Banyak teman-teman ibu dan tetangga yang berkunjung ke rumah. Ibu senang.
"Ibu makan ya"
"Ga enak, pait, bibir ibu baal. Tangan baal"

1 Mei 201
Pagi itu, di depan teras rumah. Melihat ibu diam memandang ke depan jalan. Tatapan kosong.
"Bu, olahraga yu. Ke lapangan. Tapi jalan kaki ya kita"
"Yaudah. Ambilin ibu kerudung sama sweater". Ujarnya lemas.
Bukannya tega, yang dipikirkanku kala itu ibu harus banyak gerak biar tidak lemas.
Senang sekali ibu diajak jalan pagi. Maklum, selama ini senin-minggu ga berhenti jualan. Menyapa siapa saja yang beliau kenal.
"Bu, lepas ya sendalnya. Tangannya digerak-gerakkin...."
"Bu, mau minum?"
"Nu, ibu capek, pengen duduk"
"Hayuk duduk di depan rumah Ulan aja ya"
Ibu mengobrol dengan mamahnya Ulan
"Teh, tumben amat jalan pagi. Gering naon? (Sakit apa?)"..........
Sambil mengobrol dengan mamahnya Ulan yang sedang menyapu halaman depan rumahnya. Beberapa orang lalu lalang menyapa ibu
"Tumben teh unah......." Begitu kata sebagaian orang yang lewat.
"Nu, ibu pengen makan bubur"
"Hayuk"

2 Mei 2018 (04.00 WIB)
"Bu, Nunu sama Eri berangkat kerja ya. Hari Jumat Nunu pulang lagi" Kami Salim. Saat itu ibu sedang menyandarkan tubuhnya dibantal memegang tasbih dan mengobrol dengan bapak.
"Iya, hati-hati"

5 Mei 2018 (Hari Jumat jam 11.45)
Di kantin kantor. Ponselku berbunyi. Bapak ternyata yang menelpon
"Teh dimana? Pulang yah" sambil nangis
"Kenapa?????"
Telepon mati
Selang beberapa detik. Ponselku berbunyi lagi. Kali ini Oki yang menelpon
"Teh, pulang kapan? Jenguk ibu teh, liat ibu" dia pun menangis
"Kenapaaaaaa???????"
"Gpp, kalau bisa pulang sekarang yah ke rumah sakit. Liat aja kondisi ibu". Kali ini telepon dialihkan ke Eteh.
"Kenapa sih teh ibu kenapaaaa?"
Aku panik. Memang semalam dikabari bahwa ibu masuk rumah sakit lagi. Kami memang berencana untuk pulang hari itu, sore.
Bergegas meminta ijin untuk pulang. Panik. Panik. Panik. Nangis tak berhenti. Gimana? Saat dijalan banyak sekali saudara yang menelfon menanyakan sedang dimana. Aku semakin panik.
"Teh, ibu kenapa? Liat foto ibu sekarang. Liat!" Aku kirim pesan ke Eteh melalui WhatsApp.
"Gpp, liat aja ya sendiri. Kita tunggu"
Allahu Akbar. Tidak henti-hentinya nangis di sepanjang jalan.
Sesampainya di rumah sakit, suamiku menyuruh untuk sholat ashar terlebih dahulu baru menemui ibu. Setelah sholat, banyak saudara yang datang. Eteh merangkul sepanjang jalan ke ruang UGD. 
"ASTAGHFIRULLAHALADZIM IBUUUUUUUUUUUK" Allahu Akbar, selang sudah terpasang di sekujur tubuh ibu, tangan, kaki, dada, hidung :(:(:(
Ibu koma, ibu sudah tak sadarkan diri, ibu hanya menangis responsnya. Ku bacakan Al-Quran terussss terusss terussss.
"Ibu kuat ya? Ibu mau liat anak Nunu kan nanti. Katanya ibu pengen gendong cucu. Ibu kuat. Ibu kuat" bisikku
Setelah sholat Maghrib, aku masuk ruangan kembali. Tempat ibu sudah ditutupi tirai di sekeliling. Uwa berlari menghampiri. Kaget. Kenapa?
"Ini anaknya yang pertama?"
"Iya dok, saya"
"Ikhlasin aja ya ibu. Ibu ini sudah parah. Sudah kena jantung, lambung dan saraf. Kasian kalau tetap hidup"
Ga tau.... Aku hanya histeris dikala dokter menyampaikan itu. Nangis sejadi-jadinya. Allahu Akbar, Allahu Akbar!!!!!
Tak lama, denyut jantung ibu ada lagi. Ada harapan. Aku pegang tangannya. Tidak lama, denyut jantungnya tidak ada lagi. Dokter dan perawat segera tutup kembali tirainya dan "menyodokkan" selang ke mulut ibu. Ya Allah :(
"Sudah yah Bu, kasian ibunya. Kita lepas saja ya alatnya"
"BUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Innalillahi wa innailaihirojiun.

Bu, betapa menyesalnya kami belum bisa kasih kebahagiaan untuk ibu.
Selama ini, ibu kerja keras untuk kami. Ibu terus jualan untuk kami. "Untuk jajan dan sekolah anak" katanya.
"Bu, hari Minggu jalan-jalan yuk"
"Ngapain? Ga ah. Sayang kalau ga jualan" selalu begitu.

Bu, rindu

Komentar

Miyaa mengatakan…
Alfatihah untuk ibu Nonos.. aku speechless bacanya😭😭😭😭😭
Makasih yah mi🤗. Kangen banget mig sama ibu

Postingan populer dari blog ini

2020 feels like...

TRIP TO JOGJA WITH INFANT (PERSIAPAN)